Soal UN
mata pelajaran Fisika SMA/MA 2019 mengukur capaian kognitif pada level
Pengetahuan dan Pemahaman, Aplikasi/Penerapan, dan Penalaran, dalam lingkup
materi: a) Mekanika, b) Gelombang dan Optik, c) Termodinamika, d) Listrik,
Magnet, dan Fisika Modern. Berdasarkan kajian terhadap hasil analisis Ujian
Nasional 2019, soal-soal pengetahuan/pemahaman seperti pada contoh soal nomor 1
maupun aplikasi (penerapan) yang dominan mengingat konsep atau menerapkan rumus
untuk menentukan besaran fisis tertentu seperti pada contoh soal nomor 3, lebih
mudah bagi Siswa dibandingkan dengan soal-soal konseptual yang membutuhkan
penalaran seperti contoh soal nomor 5 dan 6.
Soal-soal
dengan konteks yang sudah dikenal Siswa (familier) dan sering ditemukan dalam
ujian-ujian sebelumnya atau dalam latihan di sekolah menjadi soal rutin, pada
umumnya dapat dijawab benar oleh Siswa. Namun, permasalahan sederhana dalam
soal dengan konteks yang sudah dikenal ketika disajikan dalam format soal yang
tidak biasa, dan penyelesaiannya memerlukan prosedur yang tidak rutin (tidak
biasa) ternyata menjadi sulit bagi Siswa seperti pada contoh soal nomor 6.
Siswa mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan soal-soal yang dilengkapi
dengan tabel, gambar, diagram, dan grafik. Siswa belum terampil mengolah
informasi yang disajikan dalam tampilan tersebut, misalnya pada contoh soal
nomor 2, 4, dan 5. Siswa belum memahami konsep fisika secara terintegrasi sehingga
sulit menyelesaikan permasalahan yang mengaitkan berbagai konsep fisika.
Pada
pembelajaran Fisika SMA/MA, Siswa perlu dilatih keterampilan multirepresentasi,
meliputi verbal (dalam bentuk kalimat), visual (gambar, bagan, diagram, tabel,
grafik), simbolis (simbol, kode, lambang), dan matematis (persamaan atau
formula). Keterampilan multirepresentasi tidak efektif jika hanya diajarkan,
tetapi akan lebih efektif jika dilakukan dalam bentuk latihan atau penugasan.
Model pembelajaran yang secara utuh melatihkan keterampilan multirepresentasi
adalah model-model pembelajaran yang berbasis aktivitas, baik hands-on
activities maupun minds-on activities. Pembelajaran juga harus didesain
bersifat kontekstual, dengan mengaitkan berbagai konsep yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga Siswa belajar konsep secara terpadu, saling
dikaitkan antar konsep agar mampu menjelaskan fenomena kehidupan dan
menyelesaikan permasalahan otentik/nyata. Inquiry, discovery, problem-based,
dan project-based learning merupakan model-model pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan.
Soal-soal
yang digunakan dalam penilaian Fisika SMA/MA di sekolah sebaiknya tidak hanya
dominan pada level pengetahuan/pemahaman dan aplikasi yang menekankan pada
penggunaan rumus dan perhitungan numerik. Soal-soal dengan karakteristik
tersebut hanya mengukur prosedur rutin, yang tidak mendorong tumbuhnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Soal
Fisika SMA/MA harus lebih banyak mengukur kemampuan penalaran dan menggunakan
konteks atau stimulus yang tidak rutin/familier. Strategi dalam mengembangkan
soal penalaran adalah dengan menyajikan data dan informasi dalam bentuk tabel
data, gambar, dan grafik, sehingga Siswa menginterpretasi visualisasi tersebut
terlebih dahulu dan mendapatkan informasi yang cukup untuk menyelesaikan
permasalahan. Sebaiknya siswa juga diberikan soal-soal yang bervariasi untuk
tiap-tiap materi sehingga siswa tidak terpaku pada satu jenis soal dan prosedur
penyelesaiannya. Soal Fisika SMA/MA juga perlu dirancang untuk menerapkan
beberapa konsep secara terintegrasi, karena pada dasarnya aplikasi konsep
fisika dalam kehidupan sehari-hari tidaklah terpisah-pisah
CONTOH SOAL
Level Pengetahuan dan Pemahaman
Soal 1.
Perhatikan
pernyataan berikut!
(1)
dapat dipantulkan
(2)
dapat dibiaskan
(3)
dapat dipolarisasikan
(4)
merambat memerlukan medium
(5)
bentuk gelombang longitudinal
Pernyataan
yang merupakan ciri-ciri gelombang cahaya adalah ....
A. (1),
(2), dan (3)
B. (1),
(3), dan (4)
C. (1),
(4), dan (5)
D. (2),
(3), dan (4)
E. (3),
(4), dan (5)
Pembahasan Jawaban:
Sifat-sifat
gelombang cahaya antara lain:
1.
Dapat mengalami pemantulan (refleksi);
2.
Dapat bergabung dengan gelombang sejenis (interferensi);
3.
Dapat mengalami pelenturan (difraksi);
4.
Merupakan gelombang transversal, dimana arah rambatnya tegak lurus dengan arah
getarnya;
5.
Termasuk gelombang elektromagnetik, dimana gelombang cahaya dapat merambat
melalui ruang hampa udara (tidak memerlukan medium perambatan);
6.
Dapat mengalami pengkutuban (polarisasi)
Kunci Jawaban : A
Pembahasan:
Soal
ini dapat dijawab benar oleh 77% siswa. Soal ini menguji pemahaman siswa
terhadap sifatsifat gelombang cahaya. Sifat-sifat gelombang transversal /
longitudinal / bunyi / cahaya merupakan topik yang familier dalam pembelajaran
mengenai gelombang cahaya. Siswa yang tidak dapat menjawab soal ini dengan
benar kemungkinan tidak memahami bahwa gelombang cahaya memiliki kemiripan
sifat dengan gelombang elektromagnet dan gelombang transversal.
Soal
2.
Perhatikan gambar peristiwa tumbukan
antara mobil box dan mobil sedan berikut ini!
Setelah bertumbukan kedua mobil bergerak
menjadi satu dalam keadaan mobil box mendorong mobil sedan. Dari kejadian
tersebut maka:
(1) Setelah tumbukan kecepatan kedua
mobil itu sama besar.
(2) Jumlah momentum kedua mobil sebelum
dan sesudah tumbukan tidak sama.
(3) Koefisien restitusinya = 0.p
(4) Sebelum dan sesudah tumbukan, jumlah
energi kinetik kedua mobil sama besar.
Pernyataan yang benar adalah ....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
Pembahasan:
Soal ini dapat dijawab benar oleh 28%
siswa Soal ini mengukur pemahaman tentang jenis-jenis tumbukan serta perbedaan
ciri-ciri antara jenis-jenis tumbukan tersebut. Kemungkinan sebagian besar
siswa tidak dapat menjawab benar soal ini karena konteks tumbukan pada soal
berupa kejadian yang ada di kehidupan sehari-hari, yang tidak biasa ditemui
siswa dalam pembelajaran di kelas. Soal tumbukan yang biasa muncul adalah dalam
konteks bola yang bertumbukan.
Pembahasan
Jawaban:
Setelah bertumbukan, kedua mobil
bergerak menjadi satu dalam keadaan mobil box mendorong mobil sedan merupakan
prinsip dari tumbukan tidak lenting sama sekali. Berikut ini prinsip dari
tumbukan tidak lenting sama sekali:
· Berlaku hukum kekekalan momentum,
dimana jumlah momentum sebelum dan setelah tumbukan tetap (pernyataan 2 salah)
· Nilai koefisien restitusi nol (pernyataan
3 benar)
· Setelah tumbukan, kecepatan kedua benda
yang bertumbukan memiliki besar dan arah yang sama (pernyataan 1 benar)
· Sebelum dan sesudah tumbukan, jumlah
energi kinetik kedua benda tidak sama (pernyataan 4 salah)
Kunci
Jawaban : A
Pembahasan:
Soal ini dapat dijawab benar oleh 28%
siswa Soal ini mengukur pemahaman tentang jenis-jenis tumbukan serta perbedaan
ciri-ciri antara jenis-jenis tumbukan tersebut. Kemungkinan sebagian besar
siswa tidak dapat menjawab benar soal ini karena konteks tumbukan pada soal
berupa kejadian yang ada di kehidupan sehari-hari, yang tidak biasa ditemui
siswa dalam pembelajaran di kelas. Soal tumbukan yang biasa muncul adalah dalam
konteks bola yang bertumbukan.
Level
Aplikasi
Soal
3.
Seseorang mengendarai motor dari titik P
ke arah timur sejauh 16 km menuju di titik Q, kemudian berbelok ke Selatan
Sejauh 6 km sampai di titik R dan akhirnya ke Barat menempuh lintasan setengah
lingkaran berjari-jari 4 km berhenti di titik S.
Besar perpindahan orang tersebut adalah
....
A. 10 km
B. 16 km
C. 18 km
D. 20 km
E. 22 km
Pembahasan
Jawaban:
Perpindahan adalah besarnya perubahan
posisi suatu benda yang bergerak dari titik awal sampai dengan titik akhir.
Nilai perpindahan dari titik P hingga titik S dapat diselesaikan dengan konsep
phythagoras.
Besar perpindahan orang tersebut adalah
10 km.
Kunci Jawaban: A
Pembahasan:
Soal ini dapat dijawab benar oleh 59%
siswa. Soal ini menguji pemahaman siswa terhadap vektor dalam penerapan pada
peristiwa sehari-hari. Sebagian siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal ini
dengan benar kemungkinan besar disebabkan kurangnya pemahaman tentang perbedaan
antara besaran vektor dan skalar, dalam hal ini perbedaan antara perpindahan
dan jarak serta penerapan perjumlahan vektor pada gerak benda.
Soal
4.
Sebuah bola dengan massa 1 kg terletak
di ujung papan dengan ketinggian 2 m kemudian didorong mendatar sehingga
kecepatan pada saat lepas dari bibir papan = 2 m/s seperti pada gambar di
bawah.
Pembahasan:
Soal ini dapat dijawab benar oleh 22%
siswa. Soal ini mengukur aplikasi gerak parabola yang diterapkan pada konteks
bola yang jatuh dari ujung papan. Sebagian besar siswa tidak dapat menjawab
benar soal ini, kemungkinan karena kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konteks
kasus pada stimulus, menginterpretasikan gambar yang diberikan, menuangkannya
pada konsep gerak parabola serta kelemahan kemampuan matematika dalam
menyelesaikan perhitungan. Pada soal ini siswa dituntut dapat menentukan
variabel kecepatan pada sumbu X atau sumbu Y pada titik awal dan titik akhir,
serta resultan kecepatan pada titik tertentu.
Level
Penalaran
Soal
5.
Dua mobil A dan B bergerak lurus berubah
beraturan pada lintasan dan arah yang sama ditunjukkan seperti pada grafik
hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) di bawah ini.
Jika tg α = 0,5 m/s2, maka:
(1) Pada saat t = 20 s, laju mobil A =
30 m/s dan mobil B = 40 m/s
(2) Percepatan mobil B = 2 m/s2
(3) Mobil B tidak dapat menyusul mobil A
(4)
Jarak yang ditempuh mobil B pada waktu mobil A tersusul adalah 1600 m
Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh nomor ....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
Pembahasan:
Soal ini dapat dijawab benar oleh 39%
siswa. Soal ini mengukur penalaran untuk gerak lurus dua benda, yang disajikan
dalam bentuk grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t). Siswa
perlu memahami dan mengumpulkan informasi yang cukup dari grafik tersebut untuk
menganalisis pernyataan yang diberikan terkait kejadian dari dua benda yang
sedang bergerak lurus tersebut, sehingga siswa dapat menjawab soal ini dengan
benar. Sebagian besar siswa tidak dapat menjawab benar soal ini kemungkinan
karena kurangnya kemampuan siswa dalam memahami stimulus dalam bentuk grafik
sehingga mendapatkan informasi yang kurang tepat dari grafik tersebut,
kelemahan kemampuan menerapkan rumusrumus yang digunakan dalam menyelesaikan
perhitungan untuk menentukan tidak hanya satu variabel tapi dituntut dapat
menentukan beberapa variabel.
Soal
6.
Sebuah ruangan kerja sebuah kantor akan
dibagi menjadi dua ruangan dengan satu ruangan akan dipasang AC dan satu
ruangan tidak dipasang AC dengan cara dipasang penyekat yang terbuat dari kaca
dengan luas tertentu. Apabila yang diinginkan bahwa suhu di ruangan yang
dipasang AC tetap terjaga, maka jenis kaca yang harus digunakan sebagai
penyekat adalah ....
Pembahasan:
Soal ini dapat dijawab benar oleh 28%
siswa. Soal ini mengukur penalaran untuk materi perpindahan panas. Sebagian
besar siswa tidak dapat menjawab benar soal ini kemungkinan karena
konteks/stimulus soal terkait konsep perpindahan panas adalah kejadian yang ada
di kehidupan sehari-hari yang tidak biasa (tidak rutin) dan konsep perpindahan
panas tidak terlihat secara eksplisit. Siswa perlu membaca setiap informasi
yang diberikan dan dikaitkan dengan konsep yang tepat untuk menentukan strategi
penyelesaian yang tepat. Soal perpindahan panas yang biasa muncul (rutin)
adalah dalam konteks laju aliran kalor yang terjadi pada dua batang logam yang
disambungkan.
Sumber:
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/
Post a Comment