Sintaks Pembelajaran Mind Mapping


Busan dan Busan (1993) menyatakan dalam strategi pembelajaran mind mapping memiliki tiga instruksi dasar yaitu: (1) menerima (accept), (2) menerapkan (apply), dan (3) adaptasi (adapt). Accept merupakan tahap pertama untuk menyisihkan pra-konsepsi mengenai keterbatasan mental dan mengikuti hukum pemetaan pikiran. Apply merupakan tahap kedua, yaitu membuat peta pikiran dan menerapkan hukum peta pikiran, mengembangkannya sesuai dengan gaya pribadi kemudian kita kembali membuat peta pikiran yang berbeda sampai dengan cara yang sama sekali terorganisir secara alami dari pengalaman sebelumnya. Adapt merupakan tahap pengembangan keterampilan pemetaan pikiran secara terus-menerus kemudian mengadaptasi bentuk peta pikiran.

Pembuatan mind map memiliki aturan-aturan untuk mendapatkan hasil yang baik. Brickman (dalam Madu & Metu, 2012) memberikan beberapa aturan untuk membuat mind map yaitu: (a) menggunakan kertas besar dan menempatkan topik dipusat pemetaan, (b) menggambarkan cabang topik utama untuk masing-masing ide-ide utama terkait dengan topik, (c) menuliskan kata kunci yang berkaitan dengan gagasan utama secara langsung, (d) membuat cabang-cabang utama lebih lanjut untuk subtopiknya, (e) mengikuti prinsip dari yang abstrak ke konkrit, (f) menggunakan warna ketika menggambar mind map, dan (g) menambahkan  sketsa, simbol, angka-angka geometris, serta tanda seru atau tanda tanya.

Mind mapping dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Buzan (2010) menyatakan mind mapping dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yaitu: (a) membuat ide pusat masalah dari peta pikiran, (b) menambahkan semua cabang utama dari aspek-aspek dan penyebab masalah serta menginvestigasi secara detail penyebab masalah dengan sub-cabang, (c) menyelidiki mengapa masalah bisa terjadi dan mencarikan solusinya, (d) membuat solusi pada pusat ide, (e) menambahkan semua rute untuk memecahkan masalah sebagai cabang utama dan teknik sebagai sub cabang, (f) memilih solusi yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah, dan (g) membuat cabang akhir dengan solusi yang tepat dan membuat sub-cabang untuk cara penyelesaian masalah. Pemecahan masalah dengan mind mapping dapat digambarkan dalam bentuk peta seperti pada Gambar 1.1.

Gambar 1
Gambar 1  menjelaskan pemecahan masalah dengan menggunakan mind mapping dimulai dengan membuatkan cabang untuk memahami masalah (understand the problem), membuat cabang untuk merencanakan solusi (devising a plan), membuat cabang untuk melaksanakan rencana (carry out the plan), dan membuat cabang untuk melakukan pengecekan (looking back). Pada cabang memahami masalah yang dibuat adalah memahami tujuan, memberikan data-data yang diketahui, dan menyajikan masalah dalam bentuk diagram/grafik. Pada cabang merencanakan solusi yang dibuat adalah mengidentifikasi prinsip, hukum, atau aturan dari masalah yang diberikan dan menentukan persamaan matematika untuk memecahkan masalah. Pada cabang melaksanakan rencana yang dibuat adalah menggunakan persamaan matematika untuk memecahkan masalah. Pada cabang pengecekan yang dibuat adalah memeriksa hasil dan pemecahan masalah.

Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran mind mapping sebagai berikut (diadaptasi dari Susilowati, 2012). (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. (3) Guru menyampaikan materi pembelajaran dan siswa menyimaknya. (4) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang. (5) Guru membagikan LKS yang berisikan permasalahan kepada tiap kelompok dengan untuk dipecahkan dengan menggunakan strategi mind mapping. (6) Tiap kelompok atau kelompok yang diacak, mempersentasikan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru. (7) Berdasarkan data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.


Post a Comment

Previous Post Next Post