Pengetahuan awal siswa umumnya bersifat resisten, oleh karena itu pengetahuan
awal siswa harus benar-benar diperhatikan oleh guru sebelum pembelajaran
dimulai. Pengetahuan awal siswa merupakan gagasan-gagasan yang terbentuk dari
pembelajaran informal dalam proses memahami pengalaman sehari-hari. Sebagian
besar dari gagasan-gagasan ini lebih bersifat sebagai pengetahuan sehari-hari
daripada sebagai pengetahuan ilmiah. Menurut Santyasa (2004), bahwa pengetahuan
aktual memiliki syarat-syarat: (1) telah ada sebelum pembelajaran, (2)
terstrukturisasi atau tersimpan dalam skemata, (3) sebagai pengetahuan
deklaratif dan prosedural, (4) sebagian eksplisit dan sebagian implisit, (5)
mengandung pengetahuan isi dan pengetahuan metakognitif, (6) bersifat dinamis
dan tersimpan sebagai pengetahuan awal.
Pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa
sering mengalami pemahaman konsep yang salah. Perubahan pengetahuan awal
menjadi konsepsi ilmiah yang diartikulasikan sebagai alternatif perolehan
belajar diisukan relatif sulit diwujudkan melalui pembelajaran konvensional
(Brown dalam Santyasa, 2004). Pengajaran yang tidak memperhatikan gagasan awal
yang dimiliki siswa, akan membuat miskonsepsi-miskonsepsi yang dimiliki oleh
siswa menjadi lebih kompleks dan stabil.
Rujukan
Santyasa, I W. 2004. Pengaruh Model dan
Seting Pembelajaran terhadap Remediasi Miskonsepsi, Pemahaman konsep, dan Hasil
Belajar Fisika pada Siswa SMU. Disertasi (tidak diterbitkan). Universitas Negeri Malang.
Santyasa,
I W. 2005. Model Pembelajaran Inovatif dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Makalah.Disajikan
dalam Penataran guru-guru SMP, SMA, dan SMK se kabupaten Jembrana Juni-Juli
2005 di Jembrana.
Post a Comment