Pentingnya Menggali Pengetahuan Awal Siswa

Hailikari (2009) mendefinisikan pengetahuan awal (prior knowledge) sebagai kombinasi antara pengetahuan dan keterampilan. Lebih lanjut, ia menjelaskan pengaruh pengetahuan awal dalam proses pembelajaran yaitu: (1) pengetahuan awal berfungsi sebagai kategori label yang mempengaruhi informasi baru untuk ditambahkan ke pengetahuan struktur yang sudah ada. (2) pengetahuan awal berfungsi sebagai konteks asimilasi di mana materi baru akan saling berkaitan, sehingga akan lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan melalui prose elaborasi, dan (3) pengaktifan pengetahuan awal dapat meningkatkan akses pengetahuan selama proses pembelajaran. Jadi, dapat dinyatakan pengetahuan awal adalah pengetahuan yang dibangun oleh siswa sebelum proses pembelajaran.
Dochy (dalam Prastiti, 2007) menyatakan pengetahuan awal didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan actual seseorang, karena: (1) telah ada sebelum pembelajaran, (2) terstrukturisasi di dalam skemata, (3) sebagai pengetahuan deklaratif dan prosedural, (4) sebagian eksplisit, (5) mengandung pengetahuan isi dan pengetahuan metakognitif, (6) dinamis di alam dan tersimpan dalam basis pengetahuan awal. Lebih lanjut, Liliasari dan Rahmatan (2012) menyatakan pengetahuan awal (prior knowledge) adalah kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka dan yang akan ia bawa ke­pada suatu pengalaman belajar yang baru.
Zakaria dan Yussof (2009) menyatakan pengetahuan awal berperan penting terhadap kemampuan pemecahan masalah. Siswa akan memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi, jika didasari pengetahuan awal yang kuat. Pengetahuan awal berpengaruh secara langsung dan tak langsung dalam proses pembelajaran (Santyasa, 2005). Pengaruh secara langsung yang dimaksud adalah pengetahuan awal dapat mempermudah proses pembelajaran dan mengarahkan hasil-hasil belajar yang lebih baik. Pengaruh tidak langsung, yaitu pengetahuan awal dapat mengoptimalkan kejelasan materi-materi pelajaran dan meningkatkan efisiensi penggunaan waktu belajar dan pembelajaran.

Pembelajaran yang berorientasi pada pengetahuan awal akan memberikan dampak pada proses dan perolehan belajar yang memadai (Prastiti, 2007). Hal senada juga diungkapkan oleh Suastra (2009) pengetahuan awal yang dimiliki seseorang sangat berperan penting dalam pembentukan pengetahuan ilmiah selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, pengetahuan awal perlu digali oleh guru guna memunculkan pengetahuan yang dibentuk oleh siswa.   
Daftar Pustaka
 Hailikari, T. 2009. Assessing university students’ prior knowledge: Implications for theory and practiceFinland: Helsinki University.
  Liliasari & Rahmatan, H. 2012. Pengetahuan awal calon guru biologi tentang konsep katabolisme karbohidrat (respirasi seluler). Jurnal Pendidikan Ipa Indonesia1(1). 91-99. Tersedia pada http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii.
  Prastiti, T. D. 2007. Pengaruh pendekatan pembelajaran RME dan pengetahuan awal terhadap kemampuan komunikasi dan pemahaman matematika siswa SMP kelas VII. Disertasi (tidak diterbitkan). Program Doktor Pendidikan Matematika Universitas Terbuka di UPBJJ Surabaya.
  Santyasa, I W. 2005. Model pembelajaran inovatif dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Makalah. Disajikan dalam Penataran Guru-Guru SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana, Juni - Juli 2005, di Jembrana.
  Suastra, I W. 2009. Pembelajaran sains terkini: Mendekatkan siswa dengan lingkungan alamiah dan social budayanya. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
  Zakaria, E. & Yusoff, N. 2009. Attitudes and problem solving-solving skills in algebra among Malaysian matriculation college students. European Journal of Social Sciences. 8(2). 232-245.

Isi tulisan ini telah dipublikasikan pada situs edukasi kompasiana. Jika anda ingin melihatnya, silakan klik link dibawah ini. Semoga dapat bermanfaat.
http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/09/pengetahuan-awal-siswa-prior-knowledge-647828.html

Post a Comment

Previous Post Next Post