A. PENGERTIAN
GAYA
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah
mengenal istilah kinematika. Apa yang dimaksud kinematika? Kinematika adalah
cabang mekanika yang mempelajari gerak benda tanpa memperhatikan penyebabnya.
Pada pembahasan kali ini, kalian akan mempelajari gerak benda dengan
memperhatikan penyebabnya. Hal inilah yang dimaksud dengan dinamika.
Apa itu
gaya? Apa pengaruh gaya terhadap suatu benda? Bila melihat di lingkungan
sekitar, saat benda kita beri gaya maka benda tersebut akan mengalami
perpindahan, berubah bentuk, kecepatan benda juga berubah, berubah arah, dan
lain-lain. Jadi, gaya adalah dorongan atau tarikan yang menyebabkan benda
berpindah tempat, berubah bentuk, berubah ukuran, berubah kecepatan, atau berubah
arahnya. Gaya merupakan besaran yang memiliki besar dan arah sehingga dapat
disimpulkan bahwa gaya merupakan besaran vektor. Alat yang digunakan untuk
mengukur gaya adalah neraca pegas.
B. JENIS-JENIS GAYA
1. Gaya Berat
Gaya
berat ini biasa kita kenal sebagai gaya tarik bumi atau berat. Apa yang
dimaksud dengan berat? Berat adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu
benda, dan arahnya selalu menuju pusat bumi. Gaya berat disimbolkan dengan
huruf w.Sedangkan penggambaran gaya berat pada berbagai benda dengan berbeda posisi
dapat ditunjukkan gambar 2. Secara sistematis, gaya berat dirumuskan:
w
= m.g
dengan:
w = gaya berat (N)
m
= massa (kg)
g = percepatan gravitasi
bumi (m/s2)
2. Gaya Normal
Gaya
Normal merupakan proyeksi gaya kontak. Gaya kontak muncul jika adanya kontak
atau hubungan antara benda dengan bidang sentuhnya. Misalnya, benda yang
terletak di meja, penghapus ditekankan pada papan saat menghapus. Simbol dari
gaya normal ini adalah N dan arah gaya ini selalu tegak lurus terhadap
permukaan bidang sentuh benda berada.
3. Gaya Tegangan Tali
Gaya tegangan
tali yang biasa disimbolkan T merupakan gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung
tali karena tali tersebut tegang lurus. Bila berat tali diabaikan, maka gaya
tegangan tali pada kedua ujung tali yang sama dianggap sama besarnya.
4. Gaya Gesek
Gaya
gesek merupakan gaya yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan langsung
secara fisik dan tergantung kondisi permukaan benda disebut gaya gesek. Arah
gaya gesekan berlawanan dengan arah gerak benda. Coba kamu lakukan kegiatan
berikut. Doronglah almari di atas lantai datar dengan arah dorongan sejajar almari.
Ketika kamu melakukannya, apakah almari langsung bergerak? Ketika almari sudah
bergerak, apakah kamu merasakan gaya dorong yang kamu berikan menjadi lebih
kecil (terasa ringan)? Untuk menggerakkan benda dari keadaan diam diperlukan
gaya minimum. Ketika gaya yang kamu berikan pada almari lebih kecil daripada
gaya minimum, almari akan tetap diam. Akan tetapi, ketika gaya yang kamu
kerahkan diperbesar, suatu saat almari tersebut dapat bergerak.
Hubungan antara gaya gesekan fges
dan gaya F yang
sejajar bidang pada sebuah benda ditunjukkan pada Gambar 6. Grafik tersebut
memperlihatkan bahwa saat benda belum diberi gaya atau F=0, gaya gesekan belum bekerja atau fges = 0. Ketika besar gaya F dinaikkan secara perlahan-lahan,
benda tetap diam hingga dicapai keadaan di mana benda tepat akan bergerak. Pada
keadaan ini, gaya gesekan selalu sama dengan gaya yang diberikan atau secara matematis
fges = F.
Gaya
gesekan benda dibagi menjadi dua yaitu gaya gesek
statis (fK) dan gaya gesek kinetis (fs)).
a. Gaya Gesekan Statis
Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesekan yang bekerja
saat benda diam. Besar gaya gesekan statis maksimum
sebanding dengan gaya normal antara benda dan bidang. Konstanta kesebandingan
antara besar gaya gesekan statis maksimum dan gaya normal disebut koefisien
gesekan statis. Dengan demikian besarnya
gaya gesekan statis dapat dirumuskan:
dengan: μs =
koefisien gesekan statis (harga μs berkisar antara 0 sampai 1)
N = gaya normal (N)
Perhatikan
bahwa di atas hanya
berlaku ketika benda tepat akan bergerak. Persamaan tersebut juga menunjukkan bahwa selama gaya F yang diberikan pada benda lebih
kecil daripada atau sama dengan gaya gesekan statis (F ≤ fs,maks),
benda tetap dalam keadaan diam. Pada keadaan ini berlaku:
b. Gaya Gesekan Kinetis
Ketika gaya F yang diberikan lebih besar
daripada besar gaya gesekan statis maksimum, F > fs,maks,
benda akan bergerak. Pada keadaan bergerak ini, gaya gesekan yang bekerja
disebut gaya gesekan kinetik. Gaya gesekan ini besarnya konstan dan memenuhi
persamaan:
Persamaan di atas juga
memperlihatkan bahwa gaya gesekan kinetic besarnya lebih kecil daripada gaya
gesekan statis maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien gesekan kinetik selalu
lebih kecil daripada koefisien gesekan statis.
DAFTAR PUSTAKA
Nurachmawati,
Setya. 2009. Fisika I (BSE). Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas.
Handayani, Sri. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas
Unardi
dan Zaenab, S. 2013. Fisika SMA/MA Kelas
X Kurikulum 2013. Bandung:Yrama Widya.
Post a Comment