Jerome Bruner menemukan
suatu model belajar yang dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery
learning) yaitu, siswa berperan lebih aktif dan berusaha sendiri
memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan tertentu. Menurut Dahar
(1989), pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan mempunyai beberapa
kebaikan, yakni: a. Pengetahuan
itu bertahan atau lama dapat diingat atau lebih mudah diingat, bila
dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain, b. Hasil belajar penemuan
mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya, c. Secara menyeluruh belajar
penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara
bebas.
Menurut Jerome Bruner, belajar melibatkan 3 proses yang
berlangsung hampir bersamaan, yakni:
a) Memperoleh informasi
baru. Informasi baru merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang dimiliki
seseorang atau berlawanan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang.
b) Transformasi informasi.
Transformasi informasi/pengetahuan menyangkut cara kita memperlakukan
pengetahuan, dimana informasi yang kita peroleh kemudian dianalisis dan diubah
ke dalam bentuk yang lebih konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang
lebih luas.
c) Evaluasi. Evaluasi
merupakan proses menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Bruner bekerja juga pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
Bruner mengembangkan teorinya tentang perkembangan intelektual, yaitu:
1. Enactive, dimana
seorang peserta didik belajar tentang dunia melalui tindakannya pada
objek, siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya memahami
lingkungan.
2. Iconic, dimana belajar terjadi melalui penggunaan
model dan gambar
3. Symbolic yang mendeskripsikan kapasitas dalam berfikir
abstrak, siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa
dan logika dan komunikasi dilkukan dengan pertolongan sistem simbol. Semakin
dewasa sistem simbol ini samakin dominan.
Menurut Bruner, teori
intruksi hendaknya mencakup : (1). Pengalaman
– pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan dapat belajar, yang ditinjau dari
tiga segi yaitu : (a) aktivasi, merupakan tingkat
ketidaktentuan yang optimal, sehingga timbul rasa keingintahuan yang
menghendaki penyelidikan. (b) pemeliharaan, setelah penyelidikan
teraktifkan, maka timbul situasi untuk memelihara dengan membuat resiko sekecil
mungkin. (c) pengarahan, arah penyelidikan tergantung pada dua hal
yang saling berkaitan yaitu tujuan dari tugas yang diberikan sampai batas –
batas tertentu harus diketahui, dan sampai seberapa jauh tujuan tersebut telah
tercapai. (2). Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal, yang ditnjau
dari tiga segi cara yaitu : (a) cara penyajian, meliputi cara
enaktif, cara ikonik, cara simbolik. (b) cara ekonomi, dalam
penyajian pengetahuan dapat dihubungkan dengan sejumlah informasi yang
tersimpan dalam pikiran, dan diproses untuk mencapai pemahaman. Cara ekonomi
lebih meningkat jika menggunakan gambar ataupun diagram. (c) cara kuasa,
menghubungkan hal – hal yang kelihatannya sangat terpisah – pisah. (3). Perincian
urutan – urutan penyajian materi pelajaran secara optimal, dengan memperhatikan
factor – factor belajar, tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran dan
perbedaan individu. (4). Bentuk dan pemberian reinforsemen
TAHAP-TAHAP PENERAPAN BELAJAR PENEMUAN
(a) Stimulus(pemberian
perangsang/stimuli); kegiatan belajar dimulai dengan memberikan pertanyaan yang
merangsang berfikir siswa, menganjurkan dan mendorongnya untuk membaca buku dan
aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. (b) Problem
Statement (mengidentifikasi masalah); memberikan kesempatan siswa
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan
belajar kemudian memilih dan merumuskan dalam bentuk hipotesa. (c) data
Collection (pengumpulan data); memberikan kesempatan kepada para si
belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk
membuktikan benar/tidaknya,pernyataan. (d) Data Processing (pengolahan
data); yakni mengolah data yang telah diperoleh siswa melalui kegiatan
wawancara, observasi dan lain-lain. Kemudian data tersebut ditafsirkan. (e) Verifikasi,
mengadakan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar dan tidaknya
hipotesis yang diterapkan dan dihubungkan dengan hasil dan processing. (f) Generalisasi,
mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Referensi
Dahar,
Ratna Wilis. 1989. Teori
- teori belajar.jakarta. Erlangga
Post a Comment